All about Pharmacy

Kamis, 02 April 2015

HOlaaa my friends my fellas my everything :D Kali ini aku kan ngepost mengenai video LKBB Paskibra. Taukan apa itu LKBB ? Yap benar sekali. LKBB adalah Lomba Ketangkasan Baris-Berbaris. Nah jadi ini tuh lomba yang saya ikuti waktu masih jadi anak SMA (sekarang kan udah kuliah XD )  Huhu jadi kangen deh temen-teman SMA khususnya anak-anak Paskibra :'). Oke chek this out the video. Happy watching ! 


Atau kamu juga bisa streaming di youtube nya KLIK DISINI

Rabu, 01 April 2015

Cerpen : Team Work



Postingan kali ini aku akan ngshare cerpen. Oh iya cerpen ini sebelumnya sudah pernah diterbitkan di majalah loh, yah meskipun majalah kampus tapi aku bangga hehehe. Cerita ini berdasarkan kisah nyata dengan sedikit perubahan :D . OKee Chek it Out

Team Work
Disaat matahari mulai memancarkan sinarnya, aku bersama kelompok praktikum kimia berpikir. Ya kami sedang berpikir percobaan apa yang harus kami lakukan untuk hari selasa nanti. Dosen mata kuliah Praktikum Kimia Dasar kami memberikan tugas yaitu harus membuat percobaan bebas, tetapi harus sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
“hey bagaimana kalau membuat percobaan mengenai Kromatografi Lapis Tipis ?”, kata Nisa membuyarkan lamunan kami
“apa ? apa kau gila ? percobaan itu sangat sulit dan membutuhkan waktu dan ketelitian yang tinggi”, kataku menolak
“terus  apa dong ?”, kata Rudi menimpal.
Kelompok kami terdiri dari 6 orang anggota. Aku, Nisa, Nada, Putri, Nina adalah anggota ceweknya, sedangkan Rudi adalah satu-satunya cowok di kelompok kami.
“oh ya, bagaimana kalau kita buat percobaan membuat es ?”, kata Nina
“loh apa hubungannya sama materi ?”, kata Nada memotong pembicaraannya Nina.
“yeee diem dulu, kan membuat es itu ada hubungannya dengan penurunan titik beku. Nah kan penurunan titik beku itu merupakan salah satu sifat dari Sifat Koligatif Larutan. Bener gak ?”, jelas Nina
“iya  bener. Nah gimana kalo kita buat percobaan nya berdasarkan konsentrasi saja.”, kataku menambahkan
“terus gimana ?”, tiba-tiba Rudi memotong pembicaraan
“iya kita buat larutan yang beda-beda konsentrasinya. Misalnya kita buat larutan tersebut dengan konsentrasi  1 N, 2 N dan 3 N, nah kan kalo seperti itu kita bisa membedakan konsentrasi mana yang lebih cepat membeku”, kataku melanjutkan pembicaraan
“iya-iya aku setuju. Kalo begitu ayo kita buat larutannya. Eh Nis cepet  hitung berapa ml larutan yang harus dibuat. Kamu Rudi cepet pinjam alat-alat buat percobaannya”, kata Putri membagi-bagi tugas
“OKEEEE” , semuanya kompak menjawab
Semua kerja sesuai tugasnya masing-masing, dan aku sendiri kebagian membuat makalah mengenai percobaan tersebut. Satu per satu tugas kami lakukan dengan baik. Tiba-tiba .
*praakkk* . Astaga ternyata itu suara gelas kimia yang Rudi pecahkan sewaktu mau mengambil larutan HCl
“ya ampunn Rudi, kamu kok ga hati-hati banget sih, tuh liatt jadi pecah kann. Harus diganti dong”, kata Putri dengan nada marah
“aku kan gak sengaja, namanya juga panas jadi gak kuat nahanya juga. Coba tuh liat si Nisa kerjaan nya dari tadi main game mulu. Gak bantuin sedikit pun”, kata Rudi dengan kesal
“eh apa kamu nyalahin aku. Pake bilang aku gak kerja coba. Aku tuh dari tadi udah bantuin dia bikin makalah. Iya kan ?”, sambil nunjuk kehadapanku
“iya sih, tapi kamu kan cuma ngebantu liatin doang gak nyari referensi sama sekali”, kataku sedikit kesal
“eh aku juga bantuin kali tadi”, kata Nisa membela
“tuh kan bener si Nisa emang dari tadi gak ada kerjaan sedikitpun”, timpal Rudi
“eh ini apa-apaan sih kaya anak kecil aja berantem. Sudah, sudah lebih baik kamu minta maaf Nisa ke temen-temen kamu”, kata Nada melerai
“oke kalo gitu aku minta maaf. Emang dari tadi aku diem terus, tapi sekarang apa yang bisa saya bantu ?”, kata Nisa minta maaf
“Gini aja, tolong  kamu bungkus larutan-larutan itu kedalam plastic es dan beri label pada plastiknya”, kata Nada
“okee bosss”, kata Nisa.
Siang itu kami semua melanjutkan membuat larutan yang akan kami gunakan untuk percobaan besok.
Besoknya . . .
“ya ampunn aku deg-degan nih. Gimana kalo kita gagal buat percobaanya ? gimana kalo kita memberikan pernyataan yang salah ? Gimana kalo dosennya menyuruh kita berhenti ? Gimana kaloo . . . .
“ aduh ya ampunnn Putri kamu lebayy deh. Biasa aja kali. Yang penting kita udah belajar dan latihan kemarin. Insya Allah pas kita presentasi nanti akan lancar”, kata Nada menenangkan
*Keesokan Harinya*
*Kelompok 5 maju *
Ya kelompok 5 adalah kelompok kami. Kami semua ke depan untuk melakukan presentasi. Semua tugas-tugas presentasi sudah kami bagi-bagi sebelumnya. Aku sendiri kebagian menjadi moderator dan membacakan hasil percobaan.
“Jadi percobaan ini adalah mengenai penurunan titik beku diman titik beku ini bla bla bla . . . . .”, kami semua memulai presentasi
Jadi kesimpulanya adalah  semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi .
Kami semua melakukan presentasi dengan lancar. Terbukti dengan tepuk tangan meriah dari teman-teman yang melihat aksi kami melakukan percobaan. Disamping itu para dosen dan asisten dosen pun berdecak kagum melihat penampilan kami yang kompak.
Percobaan ini dinilai dan nilainya langsung diberikan oleh para juri yaitu dosen dan asisten dosen. Dan nilai pun diangkat ! 85, 80, 80 . . .  woowww  nilai yang sangat fantastis sekali. Nilai tersebut merupakan nilai yang tertinggi yang didapatkan. Dan nilai tersebut ternyata diberikan kepada kelompok kami.
“yaaayyyy” , kami semua berteriak kegirangan
Akhirnya, tidak sia-sia usaha kami. Ternyata satu kesalahan kecil saja, bisa menimbulkan akibat. Tetapi kalau kita bisa menangani masalah tersebut hingga masalah tersebut menjadi hilang akan berbuah manis yaitu kemenangan. Dan tentu saja karena kekompakkan kita bersama.
(@noviahergiani)

Selasa, 31 Maret 2015

Laporan Farfis : Pengaruh Pelarut Campur Terhadap Kelarutan Suatu Zat



LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PERCOBAAN  2 : PENGARUH PELARUT CAMPUR TERHADAP KELARUTAN ZAT


Disusun oleh,
Kelompok 5
Ashry Nurrachmah            31113007
Ina Lisnawati                      31113021
Irfan Maulana                     31113023
Novia Hergiani                   31113035
Tia Sulistiani                      31113049

PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2015

Laporan Farfis : Kelarutan



LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PERCOBAAN  1 : KELARUTAN


Disusun oleh,
Kelompok 5
Ashry Nurrachmah            31113007
Ina Lisnawati                      31113021
Irfan Maulana                     31113023
Novia Hergiani                   31113035
Tia Sulistiani                      31113049


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2015

Titrasi Asam Kuat Basa Kuat




LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

PERCOBAAN 1 : TITRASI ASAM KUAT – BASA KUAT

 

 

Tanggal                         : 11 September 2014

Nama                             : Novia Hergiani

NIM                     : 31113035

Kelas/Kelompok          : A /Absen Besar

 

 

 

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2014





I. Tujuan
  • Mengidentifikasi zat dalam suatu sampel
  • Menetapkan kadar HCl menggunakan prinsip reaksi asam-basa

II. Dasar Teori

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya, kadar larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi.
Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan.
Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat digunakan indikator Fenolftalein (trayek pH 8,3-10) karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH>7 dan perubahan warna pada titik akhit titrasi adalah merah.
Untuk mengetahui kemolaran asam kuat (HCl) dapat diketahui setelah mengetahui volum basa kuat (KOH) yang berkurang sampai titik akhir titrasi (reaksi dihentikan). Pada saat titik ekivalen mol basa kuat akan sama dengan mol asam kuat, sehingga kemolaran asam kuat dapat dicari.

III. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah alkalimetri, karena melibatkan basa (NaOH) sebagai titran dan asam (HCl) sebagai titer. Titrasi ini berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam (HCl) ditentukan dengan menggunakan larutan basa.

IV Alat dan Bahan
Ø Alat :
1. Statif dan klem
2. Erlenmeyer
3. Biuret
4. Corong
5. Pipet tetes
6. Gelas ukur
7. Gelas kimia
8. Kapas

Ø Bahan :
1. Sampel (HCl)
2. NaOH 0,1 N 5
3. Asam oksalat
4. Fenolftalein (PP)

IV. Langkah Kerja
a. Pembakuan NaOH 0,1 N
1. timbang asam oksalat 0,06 g
2. Masukkan ke dalam erlenmeyer
3. Tambahkan 50 ml aquadest
4. tambahkan 2 tetes indikator PP
5. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda
6. Lakukan triplo
7. Hitung Kadar NaOH

b. Penentuan Kadar Sampel
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 
2. Pipet 10 mL larutan HCl tersebut ke dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 50 ml aquadest 
4. Tambahkan tiga tetes indikator Fenolftalein (PP) ke dalam larutan HCl tersebut.
5. Titrasi dengan larutan NaOH yang sudah dibakukan sampai terbentuk warna merah muda 
6. lakukan triplo
7. Hitung kadar sampel

V. Persamaan Reaksi
NaOH + HCl            NaCl + H2O
2NaOH + H2C2O4               Na2C2O4 +H2O

VI Data dan hasil Perhitungan
a. Pembakuan NaOH
 
Titrasi ke
Berat oksalat
Volume NaoH
I
60 mg
6,3 ml
II
60 mg
6,2 ml
III
60 mg
6,1 ml

Kadar NaOH
VNaOH x NNaOH = Voksalat x N oksalat
VNaOH x NNaOH =  mg/BE
6,2      x    NNaOH = 60/63,04
                NNaOH  = 0,951/6,2
                  NNaOH = 0,153
Jadi kadar NaOH yang digunakan adalah 0,153 N

b. Penentuan kadar HCl
Titrasi ke
Volume HCl
Volume NaoH
I
10 ml
13 ml
II
10 ml
13,1 ml
III
10 ml
13,2 ml

kadar sampel
VNaOH x NNaOH = VHCl x N HCl
13,1      x  0,153     = 10 x N HCl
                NHCl  = 2,0043/10
                  N HCl = 0,20043
Jadi kadar sampel  adalah 0,20043 N


VII Pembahasan
 
Dalam praktikum kali ini yaitu melakukan titrasi asam kuat – basa kuat. Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang di butuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dengan larutan lain. Pada percobaan ini menentukan kadar HCl yang belum diketahui konsentrasinya. Adapun larutan yang digunakan adalah HCl (sampel) dan NaOH. Metode yang digunakan adalah alkalimetri karena melibatkan basa sebagai titran dan asam sebagai titer. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali, agar diperoleh data yang kesalahannya lebih kecil.
·         Standarisasi atau pembakuan NaOH
Sebelum melakukan penentuan kadar HCl, terlebih dahulu membakukan larutan NaOH nya. Tujuan pembakuan ini karena larutan NaOH merupakan larutan sekunder, kemudian dibakukan dengan Asam Oksalat (H2C2O4) agar menjadi larutan primer.
Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat, indicator yang digunakan adalah penolftalein atau PP, pada saat indicator ditambahkan warna larutan tetap bening ,setelah dititrasi dengan NaOH larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda. Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer electron. Berbagai indicator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda,sehingga menunjukan warna pada range pH yang berbeda.

 



Asam oksalat yang digunakan sebanyak 0,06 gr atau 600 mg. kemudian ditambahkan aquades sebanyak 50 ml. Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan basa yaitu NaOH melalui buret, ke dalam larutan asam oksalat yang berada pada Erlenmeyer dengan volume tertentu. Titrasi dilakukan sebnayak 3 kali, dan  diperoleh data volume NaOH yang digunakan dari titrasi ke-satu sampai ke- tiga berturut-turut : 6,1 ml ; 6,2 ml ; 6,3 ml. Sebelumnya data tersebut harus di Uji Q terlebih dahulu untuk menentukan apakah data tersebut bisa digunakan atau tidak. Ternyata setelah di Uji Q data tersebut bisa digunakan. Kemudian dihitung rata-ratanya, lalu dihitung konsentrasi NaOH yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan konsentrasi sampel (HCl). Adapun konsentrasi NaOH yang diketahui adalah 0,153 N.
Perubahan warna diarapkan tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Agar mendapatkan hasil titrasi yang maksimal. Warna yang cocok adalah warna yang berada di tengah-tangah. Tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Reaksi yang terjadi antara asam oksalat dengan NaOH adalah sebagai berikut :
2NaOH + H2C2O4                             Na2C2O4 + 2H2

·         Penentuan Kadar HCl
Sama seperti perlakuan sebelumnya, dilakuakan titrasi sebanyak 3 kali. Karena menggunakan metode alkalimetri, titran ( zat yang ada di buret) adalah basa yaitu NaOH dan titer (yang di dalam Erlenmeyer) adalah HCl (sampel). Sampel HCl yang diberikan belum diketahui konsentrasinya. Pada penentuan kadar sampel (HCl ini) indicator yang digunakan adalah fenolftalein atau PP . Sama seperti perlakuan sebelumnya, pada saat indikator ditambahkan warna larutan tetap bening, setelah dititrasi dengan NaOH larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda. Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer electron.
Adapun sampel (HCl) yang digunakan sebanyak 10 ml, yang kemudian ditambahkan aquades sebanyak 50 ml. Titrasi dilakukan sebnayak 3 kali, dan  diperoleh data volume NaOH yang digunakan dari titrasi ke-satu sampai ke- tiga berturut-turut : 13 ml ; 13,1 ml ; 13,2 ml. Sebelumnya data tersebut harus di Uji Q terlebih dahulu untuk menentukan apakah data tersebut bisa digunakan atau tidak. Ternyata setelah di Uji Q data tersebut bisa digunakan. Setelah itu dihitung kadar HCl menggunakan rumus dan mengguanakan N NaOH yang sudah dibakukan.






Sampel yang saya dapatkan adalah sampel no 23. Sampel tersebut kemudian dihitung kadar atau konsentrasinya. Setelah melakukan titrasi 6 kali yaitu 3 kali titrasi pembakuan NaOH dan 3 kali titrasi penentuan kadar HCl sampel, dapat diketahui nilai konsentrasinya adalah 0,20043 N . Jadi sampel No. 23 kadar HCl nya adalah 0,20043 N. Reaksi yang terjadi antara asam klorida  dengan NaOH adalah sebagai berikut
HCl + NaOH à NaCl + H2O
Adapun setelah diperiksa teernyata kesalahannya adalah 2 %. Terjadinya kesalahan dalam melakukan praktikum ini disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya:
·         Kesalahan pada saat penimbangan atau pengambilan larutan
·         Kesalahan pada saat memasukan larutan pada erlenmeyer.
·         Dan kesalahan kecil lainnya termasuk pembersihan pada bagian muka bagian atas buret yang tidak di lap oleh tisu. 


VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1.      Kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 2 tetes indicator PP dengan NaOH (titran).
2.      Larutan NaOH terlebih dahulu harus dibakukan menjadi larutan standar primer karena merupakan larutan standar sekunder
3.      Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink.
4.      Titik akhir titrasi/reaksi diketahui ketika indikator yang digunakan tepat mengalami perubahan warna.
5.      Indikator PP perlu ditambahkan kedalam larutan karena supaya mengetahui perubahan warna yang terjadi pada titik ekivalen


DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A & Underwood, A.L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga
Chang, Raymond.2004.  Kimia Dasar, Edisi Ketiga.  Jakarta : Erlangga. 
Goldberg, David. 2002. Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga.
Sukardjo, 1984. Kimia Organik.  Jakarta : Rineka Cipta.